Sabtu, 28 April 2012

Nursery Bibit dan Pabrik Pengolahan Nilam di Sei JepunNunukan

Ir. H. Rini Astuti di Pembibitan Nilan Sei Jepun Nunukan

  
Bibit Nilam di Persemaian milik Pak Daeng Baso Lau  Sei Jepun Nunukan

Pengolahan Nilam sedang dibangun di Sei Jepun Nunukan




Rabu, 04 April 2012

Pemasaran Nilam (Pogostemon cablin Benth)

Pemasaran Nilam (Pogostemon cablin Benth)

Sumber Gambar: http://ditjenbun.deptan.go.id/
























Salah tanaman penghasil minyak atsiri yang dikenal di Indonesia adalah sebagai minyak nilam (Pogostemon cablin Benth). Minyak nilam yang dihasilkan dari usahatani nilam adalah terna (daun dan ranting) tanaman yang diproses melalui penyulingan. Dengan berkembangnya pengobatan aromaterapi, minyak nilam dapat dimanfaatkan untuk penyembuhan fisik, mental dan emosional.

Di pasaran minyak atsiri dunia, minyak atsiri Indonesia dikenal paling baik dan menguasai pangsa pasar sekitar 80% - 90% yang berasal dari nilam. Oleh karena itu, sampai saat ini nilam merupakan salah satu komoditas perkebunan yang mampu memberikan sumbangan terhadap devisa negara. Mengingat eksistensi dan peluang pasar yang masih menjanjikan, maka agribisnis dan pasar nilam harus dikelola dengan baik.

Pengembangan agribisnis nilam di Indonesia cukup baik, hal ini selain pangsa pasar dalam dan luar negeri yang luas, juga didukung ketersediaan lahan yang dan tenaga kerja yang masih luas dan agroklimat yang sesuai dengan persyaratan pertumbuhan tanaman.

Pemasaran
Perkembangan komoditi ekspor nilam cakhir-akhir ini cenderung meningkat setiap tahunnya bahkan harga jual ekspornya mencapai US $ 1.000 per kg. Trend ini dipicu oleh semakin tingginya permintaan terhadap parfum/kosmetika, trend aromaterapi serta belum berkembangnya teknologi zat pengikat (fiksasi) dalam industri parfum/kosmetika.

Kegiatan distribusi pemasaran nilam dapat dibagi dalam tiga tingkatan yaitu: 1) pemasaran pada tingkat petani ke pengumpul atau pengusaha pemilik kilang minyak nilam; 2) pemasaran dari pengumpul lokal ke pengumpul besar/eksportir; dan 3) pemasaran minyak nilam oleh eksportir ke importir/konsumen di luar negeri.

Pemasaran pada tingkat petani ke pengumpul atau pengusaha pemilik kilang minyak nilam, para petani menjual produknya dalam dua produk yaitu: 1) penjualan daun kering dari petani kepada para pemilik kilang dan selanjutnya pemasaran minyak atsiri dilakukan oleh pemilik kilang; 2) penjualan minyak nilam oleh petani setelah diolah di kilang kepada para pengumpul lokal.

Harga pada masing-masing tingkatan ditentukan oleh harga tingkatan ke 3 yaitu harga penjualan ekspor. Para pengumpul/lokal biasanya memperoleh informasi harga dengan mengadakan penawran kepada beberapa eksportir dan menjual kepada penawaran tertinggi. Sistem pemasaran yang terbuka ini, akan menguntungkan para pemasok lokal namun belum tentu menguntungkan petani karena informasi harga ekspor ke petani tidak pernah samapi ke petani.

Pasar Internasional
Sebagai bahan baku minyak wewangian, Indonesia telah berhasil mengekspor ke berbagai negara seperti Amerika Serikat, Perancis, Belanda, Swis, Jerman, Singapura, Inggeris, Jepang, India, Spanyol, Hongkong, Malaysia, Italia dan Argentina.

Pasar nasional
Pasar nilam di Indonesia masih berkembang seiring dengan berkembangnya produk kosmetik, parfum dan peralatan kecantikan dalam negeri seperti Mustika Ratu, Ratu Ayu, Viva Cosmetics dan lain-lain.

Sentra produksi minyak nilam
Sentra produksi minyak nilam di Indonesia adalah Nagroe Aceh Darusalam, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan.

Varietas unggul nilam yang layak dipasarkan
1. Varietas Sdikalang, dengan ciri-ciri sebagai berikut: a) produksi terna (daun dan ranting) kering 10,902 ton/ha); b) Produksi minyak 315,06 kg/ha; c) kemampuan daya adaptasi yang luas; d) pangkal batangnya berwarna ungu tua; dan e) relatif toleran terhadap penyakit layu bakteri dan nematoda; f) kadar minyak 2,89%; g) kadar patcholi alkohol (%) 32,95.

2. Varietas Lhokseumawe, dengan ciri-ciri sebagai berikut: a) produksi terna (daun dan ranting) kering 13,278 ton/ha); b) kadar minyak 3,21%; c) produksi minyak 375,76 kg/ha; d) kemampuan daya adaptasi yang luas;e) pangkal batangnya berwarna ungu tua; f) kadar patcholi alkohol (%) 33,31.

3. Varietas Tapak Tuan, dengan ciri-ciri sebagai berikut: a) produksi terna (daun dan ranting) kering 13,278 ton/ha); b) Produksi minyak 375,76 kg/ha; c) kemampuan daya adaptasi yang luas; d) pangkal batangnya berwarna hijau dengan sedikit ungu; e) kadar minyak 2,83%; f) kadar patcholi alkohol (%) 33,31.

Oleh : Sri Puji Rahayu (Penyuluh Pertanian)
Sumber : Teknologi Budidaya Nilam, Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, Badan Litbang Perrtanian, 2008; Pedoman Pembangunan Kebun Penangkar Benih Nilam, Direktorat Perbenihan dan Sarana Produksi, Ditjen Perkebunan, 2010; Agribisnis tanaman minyak atsiri, Balit Tanamanan Rempah dan Obat, Badan Litbang Pertanian, 2001.

Sumber : http://cybex.deptan.go.id/penyuluhan/pemasaran-nilam-pogostemon-cablin-benth

BERAU Optimis Bakal Jadi Sentra Perkebunan Nilam

Bakal Jadi Sentra Perkebunan Nilam




"Peluang" adalah kata yang pas untuk alasan kenapa harus tinggal dan hidup di Berau. Kota kecil yang lagi tumbuh dan berkembang ini tengah membangun di berbagai bidang. Dari bidang pembangunan kota: perbaikan jalan2, saluran air, pemasokan air bersih bahkan kolam renang dan Pasar induk yang bentar lagi akan selesai, Bidang Agroindustri: Kebun Kelapa sawit di Talisayan, Karet DI Tanjung Prangat dan Kelay, Sentra Kebun Nilam Rakyat, Bidang Pertambangan: Ada Berau Coal yang sudah beroperasi puluhan tahun dan melibatkan banyak kontraktor lain, juga PT.BBE yang baru beroperasi, Bidang Industri : Ada Pabrik Kertas, Bahkan ada rencana Pabrik Semen dan seterusnya.

Tapi kita tidak akan membahas semua yang udah tersebut diatas tapi hanya salah satunya yaitu Peluang jadi daerah penghasil minyak nilam ( sentra Nilam ) .

Nilam atau dalam bahasa latin biasa di sebut Pogostemon Cabin Blent adalah sejenis tanaman semak yang bagian daun dan tangkainya mengandung minyak. Minyak Nilam demikian sebutan untuk hasil penyulingan daun dan tangkai nilam.
Minyak nilam banyak dipergunakan sebagai bahan dasar minyak wangi, kosmetik dan obat dan lain - lain. Jernih, kuning keemasan dan wangi yang khas menjadi ciri dari minyak ini.

Kadar alkohol dari minyak ini sangat ditentukan oleh jenis varietas, kondisi tanah dan penanganan pasca panen atas tanaman ini.

Saat ini luas areal yang sudah panen dan akan terus panen seluas lebih kurang 60 hektar tersebar di 2 kampung berbeda di Kecamatan Sambaliung.

Walaupun lahan sudah luas dan sudah beberapa kali panen namun tidak banyak masyarakat berau dan sekitarnya tahu bahwa terdapat komoditas unggulan tersembunyi dan belum tersentuh maksimal diantara hiruk pikuk kehidupan ekonomi Berau.

Kebutuhan akan minyak nilam untuk pasar sangat terbuka lebar, bahkan beberapa kolega dan link bisnis menawarkan untuk supply kontimue atas komoditi ini karena disamping komoditas mahal tapi juga karena tidak semua daerah di indonesia sesuai sebagai lahan tumbuhan satu ini.
Banyaknya lahan tidur yang belum tersenth sangat membuka lebar peluang atas perkembangan kebun dari tanaman yang satu ini. Pemerintah sebagai pihak pengatur dan pendorong ekonomi kerakyatan sangat dibutuhkan campur tangannya dalam pengembangan tanaman ini.




Jika Bidang ekonomi lain memerlukan skill dan modal yang cukup besar, tidak demikian dengan perkebunan jenis yang satu ini. apalagi lahan sangat luas dan belum tergarap. apalagi basis kerakyatan merupakan faktor penunjang utama pertumbuhan sektor ini. namun demikian kita memang harus bersabar dan ikut bekerja keras mengembangkan MInyak Nilam sebagai salah satu komoditi unggulan kota Berau Tercinta.

Ayo Siapa mau investasi perkebunan nilam di Berau...? Pasar sangat terbuka lebar.Info lebih detail silahkan hubungi setyobudilestari@yahoo.com
Semoga uraian ini dapat menjadi kontribusi yang berarti bagi perkembangan ekonomi kerakyatan di Berau, Amien!

Penulis :Budi
Sumber : http://bebanir.blogspot.com/2009/05/bakal-jadi-sentra-perkebunan-nilam.html